Tragedi Multichain dan akhir era Fantom(?)

Another day, another crypto stolen. Kali ini korbannya adalah Multichain, sebuah dApps (decentralized app) yang fungsi utamanya adalah membantu user melakukan bridging (transfer) token crypto dari satu blockchain ke blockchain yang lain.

Seperti yang kita tahu, crypto adalah dunia yang terdesentralisasi, yang dalam artian lain semua orang bisa “menciptakan” infrastruktur dan protokol keuangannya sendiri. Oleh karena itu kita bisa melihat ada banyak infrastruktur blockchain yang tercipta. Bitcoin dan Ethereum adalah yang terbesar, sampai saat ini.

Contoh lainnya adalah Solana, Avalanche, Cosmos, Sui, Fantom, dll.

Semua yang disebutkan di atas termasuk ke dalam kategori blockchain infrastructure L1 atau Layer 1. Kenapa disebut L1? Karena disinilah fungsi-fungsi fundamental dari blockchain itu terjadi seperti transaction validation, consensus mechanisms, dan block creation.

Setiap infrastruktur L1 mempunyai arsitekturnya masing-masing. Namun, ini berarti menimbulkan “masalah” baru: value (liquidity) fragmentation.

Sebagai salah satu blokchain pertama yang bisa meng-handle smart contract, value dari ecosystem crypto masih terpusat di Ethereum. Ini bisa terlihat dari TVL (Total Value Lock) dari Ethereum yang mencapai $23.81 miliar (as of 9 Aug 2023), jauh meninggalkan pesaing-pesaingnya.

Source: DeFiLlama

Dua faktor tersebut, value yang terfragmentasi dan arsitektur (baca: teknologi) yang berbeda, menyebabkan kita sebagai user tidak dapat memindahkan asset kita ke blockchain lain dengan mudah, bahkan untuk dari/ke blockchain yang EVM-compatible (Ethereum Virtual Machine) sekalipun.

Di sinilah gunanya bridge.

Seperti namanya, bridge adalah dApps yang “menjembatani” perpindahan value antar blockchain, dengan menarik sejumlah fee tentu saja. So, kita bisa let’s say pindahkan USDT dari Ethereum ke Fantom dan sebaliknya tanpa perlu menggunakan CEX (centralized exchange). Fully on-chain.

Bridge to Fantom

Salah satu alternative dari Ethereum adalah Fantom.

Untuk berinteraksi ke jaringan Fantom, bisa melalui bridge. Bridge yang paling populer di Fantom adalah Multichain (sebelumnya bernama AnySwap).

Di ekosistem Fantom, Multichain tidak hanya sebagai bridge, tapi juga issuer untuk crypto-crypto populer seperti USDC, DAI dan USDT.

Ya, ketiga stablecoin diatas tidak di-design secara native berjalan di jaringan Fantom. Tether dan Circle tidak meng-issue token mereka di Fantom, padahal keduanya adalah issuer dari stablecoin terbesar.

Solusinya adalah dengan menggunakan wrap token, alias token “replika”. Bisa dibilang replika karena wrap token tidak di-issue oleh issuer aslinya, tapi oleh pihak ketiga. Namun, value-nya di-peg mengikuti harga dari token aslinya. Untuk membedakan dengan token asli, wrap token biasanya menggunakan sistem penamaan w (bisa huruf lain tergantung issuer-nya) + nama token asli. Contohnya adalah wBTC, wETH, wUSDT, dll.

Pendekatan ini dipakai oleh banyak bridge, termasuk Multichain.

Tether, Circle dan MakerDAO tidak secara native mendukung jaringan Fantom. Oleh karena itu, stablecoin di Fantom kebanyakan di-handle oleh Multichain via token wrapping.

Secara prinsip, mekanismenya mirip seperti proses minting dan burning stablecoin yang di-backed sama USD.

Untuk proses minting, sederhananya akan seperti ini:

  1. User melakukan deposit token (i.e BTC) ke Multichain
  2. USDT dikirim dan di-keep ke address MPC (multi-party computation) khusus supaya aman
  3. Smart contract Multichain akan melakukan mint wBTC dengan rasio 1:1, mereplikasi jumlah token yang ada di wallet MPC
  4. wBTC akan dikirimkan kembali ke wallet user

Untuk proses burning, sederhananya akan seperti ini:

  1. User melakukan deposit wrap token (i.e wBTC) ke Multichain
  2. MPC mengirim wUSDT ke address burn
  3. MPC mengirimkan kembali BTC ke wallet user

Di ambil dari website official Multichain, ilustrasi mekanismenya akan seperti ini.

Perhatikan bahwa asset-asset tersebut di hold di sebuah address MPC terpusat. Dari sinilah nantinya malapetaka itu muncul.

Why bridge to Fantom

Seperti yang sudah menjadi rahasia umum, Ethereum terkenal akan gas fee-nya yang mahal (untuk itulah muncul Layer 2 or L2 seperti Arbitrum, dll). Gas fee ini bisa melonjak drastis jika semakin crowded, misalnya saat hype NFT di 2022 lalu. Gas fee ini membuat user mencari blockchain lain yang lebih affordable. Salah satunya adalah Fantom.

Keberadaan Multichain tidak ayal meningkatkan tingkat adopsi Fantom.

Tapi kenapa orang-orang mencoba beralih ke Fantom?

Berikut adalah beberapa alasannya.

  1. High Speed and Low Fees
  2. EVM Compatibility ~ interoperabilitas yang tinggi dengan jaringan Ethereum
  3. DeFi Opportunities ~ staking yield untuk token-token di jaringan Fantom relatif lebih tinggi dibanding ekosistem lain
  4. Security ~ Fantom menggunakan kombinasi proof-of-stake (PoS) dan a directed acyclic graph (DAG) yang meng-enhance keamanan dan reliabilitas jaringan Fantom.
  5. Innovative Technology ~ Fantom adalah satu yang terdepan dalam mengembangkan teknologi RWA (real world asset) via “fMint”
  6. Support for NFTs ~ Fantom sudah mendukung non-fungible tokens (NFTs)

Dengan berbagai keunggulan di atas, Fantom digadang-gadang menjadi salah satu Ethereum killer. Sampai akhirnya terjadi tragedi pada 6 Juli 2023.

Multichain is hacked (or rugpulled?)

6 Juli 2023 mungkin adalah hari yang kelam bagi ekosistem Fantom. Pasalnya di hari itu, Multichain, dApp yang tadi sudah kita bahas di atas, ditengarai terkena hack. Akibat dari hack tersebut, aset senilai lebih dari $125 juta ter-withdraw dari protokol Multichain ke tangan hacker dalam bentuk wETH, wBTC dan wUSDC.

$120 juta diantaranya berasal dari bridge Fantom đź—ż

Selain itu, si hacker juga “berhasil” mencuri $666,000 dari bridge Dogecoin bridge dan $6.8 juta from the bridge Moon River.

Menurut informasi dari Chainanalysis, si hacker mengeksploitasi celah keamanan pada MPC, sebuah sistem dimana otorisasi sebuah wallet (yang meng-hold asset) dipegang oleh beberapa entitas. Mirip-mirip multisignature wallet system gitu lah.

Ada kemungkinan si hacker berhasil mengambil alih key dari MPC yang digunakan oleh Multichain, atau si hacker adalah orang dalam dari Multichain itu sendiri.

Wait, maksudnya Multichain project rugpull?

Menurut beberapa security expert, kemungkinan tersebut tidak bisa dibilang tidak ada, terutama jika kita aktif mengikuti aktivitas project ini. Mari perhatikan fakta berikut:

  1. CEO Multichain, Zhaojun, ditangkap pihak yang berwajib pada 21 Mei 2023.
  2. Multichain sebenarnya adalah centralized bridge, dikendalikan penuh oleh CEO Zhaojun
  3. Asset user yang di-hold di address MPC hilang dicuri hacker pada 7 Juli 2023
  4. Saudara Zhaojun, CEO Multichain, memindahkan asset user yang tersisa ke wallet pribadinya. Katanya demi security reason (hah, kok gitu sih?)
  5. Saudara Zhaojun ditangkap pihak yang berwajib pada 13 Juli 2023, so asset-asset yang dia pegang tidak bisa diakses.
  6. Team develooper Multichain tidak punya akses ke admin panel. Mereka bahkan minta tolong ke domain provider supaya website Multichain tidak bisa diakses (what??)

6 poin diatas hanya summary. Versi lengkapnya bisa kamu baca di tweet official dari Multichain.

Anyway, pada saat tulisan ini di-publish, tweet tersebut adalah tweet terakhir dari Multichain.

Masa depan Fantom

Tragedi Multichain ini jelas menjadi tamparan keras bagi Fantom dan ekosistemnya.

Harga FTM amblas 24% ke $0.24. TVL di jaringan Fantom juga turun lebih dari 80% ke $71 juta saja pasca kejadian Multichain hack.

Source: DeFiLlama

Pasalnya, seperti yang sudah disebutkan di atas, Multichain adalah issuer dari USDT, USDC dan DAI di jaringan Fantom. Multichain pun adalah pintu gerbang utama ke ekosistem Fantom, karena ketiadaan bridge “official” dari Fantom Foundation sendiri (padahal Fantom adalah EVM-based).

Akibatnya, interkonektivitas Fantom dengan blockchain lain terputus. Alhasil, asset-asset yang di-issue oleh Multichain mengalami depeg.Misalnya, price wUSDC di jaringan Fantom cuma $0.3-$0.5, bukan $1.

Hal ini juga menimbulkan domino efek ke dApp lain yang berjalan di jaringan Fantom. Saat tulisan ini di-publish, Geist Finance, dApp terbesar untuk lending dan borrowing di jaringan Fantom, memutuskan untuk menghentikan aktivitasnya secara permanen. Padahal, TVL-nya pernah mencapai $29 juta sebelum tragedi Multichain.

Fantom Foundation juga mengindikasikan bahwa pihaknya tidak akan me-refund asset user yang di-issue oleh Multichain. Sebaliknya, Fantom Foundation lebih berfokus untuk menarik likuiditas baru ke ekosistem Fantom dengan bekerja sama dengan LayerZero dan Axelar.

Lalu bagaimana nasib masa depan Fantom dan terutama harga FTM?

Well, bahkan sebelum adanya Multichain hack pun Fantom sebenarnya sudah cukup kesulitan mempertahankan eksistensinya.

Ini terlihat dari average daily active addresses dan average daily transactions per Juni 2023 yang menunjukkan penurunan secara year-on-year.

Ditambah dengan Multichain hack, akan sulit buat Fantom untuk mengembalikan TVL ke posisi tertingginya di Maret 2022 yang sempat menyentuh $7,7 miliar. Pasalnya, likuiditas tampak mengering in a sense kalau inflow fresh money ke crypto terbilang minim. Pun narasi sekarang lebih mengarah ke rollup alias L2 Ethereum, tidak lagi ke L1.

So, jika kamu masih punya conviction pada FTM dan ekosistemnya, please trade rationally.

One response to “Tragedi Multichain dan akhir era Fantom(?)”

  1. […] secara on-chain. Karena se-novel apapun teknologi dibaliknya, blockchain hanya akan menjadi dead chain jika tak ada yang […]

Leave a Reply

Discover more from The Boring Life

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading