Merespon FOMC September 2024

Setelah lama-lama ditunggu-tunggu, the Fed dini hari tadi akhirnya memangkas suku bunga sebesar surprisingly 50bps. Keputusan ini jelas mengundang banyak perhatian, terutama dari investor saham, obligasi, dan—tidak ketinggalan—cryptobro.

Ini beneran, lho. Dalam waktu hitungan detik setelah pengumuman, BTC merespon dengan naik 1.2% menyentuh level $61k, S&P500 dan NASDAQ turun 0.3%, DXY turun tajam ke 100.3 dan gold turun menyentuh all-time-high di $2.6k. Sepenting itu memang pengumuman ini.

So, buat kamu yang normies, pernah ga sih kepikiran apa sih sebenarnya FOMC itu? Kenapa keputusan mereka selalu jadi headline, bahkan meme di akun-akun finfluencer, dan lebih penting lagi, gimana kita bisa memanfaatkan keputusan ini untuk investasi kita?

Mari baca terus sampai selesai.

Mengenal FOMC

FOMC adalah bagian dari Federal Reserve yang isinya adalah:

  • 7 orang anggota the Federal Reserve Board of Governors.
  • Presiden the Federal Reserve Bank of New York.
  • 4 dari 11 Reserve Bank president lainnya (dirotasi berkala dengan masa bakti setahun).

Mereka-mereka ini lah yang nantinya akan menentukan kebijakan moneter nasional termasuk memutuskan apakah suku bunga naik atau turun. Keputusan ini penting banget karena mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan, termasuk pasar saham, obligasi, dan crypto.

Keputusan ini adalah diskresi dari the Fed, alias mesti independent dari hal-hal lain di luar faktor ekonomi. In other words, ga ada yang tahu pasti. Tapi ada satu alat yang perlu kamu tahu nih, namanya FedWatch Tool dari CME Group. Alat ini membantu investor (dan spekulan) “menebak” keputusan FOMC selanjutnya.

Source: CME Group

Caranya?

Dengan menganalisis futures contracts yang diperdagangkan di pasar. Dari kontrak-kontrak itu, FedWatch bisa memberikan probabilitas perubahan suku bunga di masa depan. Singkatnya, ini adalah alat yang banyak digunakan oleh para profesional buat “ngintip” keputusan Fed (bahasa kerennya frontrun) sebelum diumumkan.

Suku Bunga (finally) Turun!

Setelah mempertahankan suku bunga di level 5.5% mulai dari Jul 2023 sampai Agustus 2024, akhirnya pada 19 September 2024 jam 1 dini hari tadi, FOMC memutuskan untuk memotong suku bunga sebesar 50bps. Artinya, suku bunga sekarang berada di kisaran 4.75%–5%. Keputusan ini terbilang monumental karena ini adalah pertama kalinya dalam 4 tahun mereka menurunkan suku bunga, loh!

Source: Trading Economics

Kenapa FOMC akhirnya menurunkan suku bunga?

Keputusan ini konon diambil karena inflasi sudah turun mendekati target 2%, tapi kekhawatiran tentang melemahnya pasar tenaga kerja juga menjadi pertimbangan. The Fed bilang bahwa penurunan lebih lanjut mungkin akan terjadi sebelum akhir tahun, jadi bersiap-siap aja, nih, untuk lebih banyak “aksi”.

The Fed juga merilis economic forecast (bahasa kerennya economic guidance) untuk the rest of 2024 dan 2025. Sampai akhir 2024, The Fed diprediksi akan memangkas suku bunga sampai 100bps. It means, masih ada dua kali 25bps rate cut yang mungkin diumumkan di Oktober atau November 2024. Di 2025 dan 2026, rate cut diprediksi masih akan terjadi as long as inflasi masih terkontrol.

Fun fact: 105 dari 114 economist yang di-survey Bloomberg bilang kalau rate cut cuma akan 25 bps as you can see below. And we know those experts are wrong and traders are right hehe.

Gimana Dampaknya ke Saham, Obligasi, dan Crypto?

Setiap kali FOMC mengambil keputusan soal suku bunga, pasar (hampir) selalu bereaksi berlebihan.

Ini karena keputusan akan naik turunnya suku bunga mempengaruhi hampir setiap aspek ekonomi, bukan cuma AS, tapi juga seluruh dunia. Begini contohnya:

Dampak ke bunga pinjaman

  1. Pemotongan Suku Bunga: Ketika FOMC menurunkan suku bunga, biaya pinjaman menjadi lebih murah bagi bisnis dan konsumen. Hal ini dapat meningkatkan pengeluaran, investasi, dan pertumbuhan ekonomi, yang sering kali menyebabkan pasar saham naik.
  2. Kenaikan Suku Bunga: Sebaliknya, ketika FOMC menaikkan suku bunga, biaya pinjaman meningkat, yang dapat memperlambat pengeluaran dan investasi, serta berpotensi mendinginkan perekonomian. Hal ini sering menyebabkan aksi jual di pasar, terutama pada saham.

Sinyal kondisi ekonomi masa depan

  1. Perubahan suku bunga dianggap sebagai sinyal: Keputusan FOMC dapat menunjukkan pandangan bank sentral terhadap kondisi ekonomi. Kenaikan suku bunga menunjukkan ekonomi yang kuat, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran terkait pengendalian inflasi. Pemotongan suku bunga mungkin mengindikasikan perlambatan pertumbuhan ekonomi atau risiko resesi, yang dapat mendorong pelarian ke aset aman di pasar.
  2. Ekspektasi vs Realita: Pasar sering kali sudah memperhitungkan pergerakan suku bunga yang diharapkan sebelumnya. Jika keputusan FOMC berbeda dari ekspektasi (misalnya, kenaikan atau penurunan yang lebih besar atau lebih kecil dari yang diperkirakan), ini dapat memicu reaksi volatil. Investor mungkin menyesuaikan posisi mereka secara tiba-tiba, yang menyebabkan pergerakan pasar yang tajam.

Lonjakan volatilitas

  1. Ketidakpastian seputar keputusan FOMC dan potensi dampaknya dalam jangka panjang terhadap ekonomi sering kali menyebabkan peningkatan volatilitas pasar, yang diukur dengan indikator seperti VIX (Volatility Index).
  2. Sentimen Investor: Pengumuman suku bunga membawa beban psikologis. Meskipun perubahan suku bunga sesuai dengan ekspektasi, nada pernyataan FOMC dapat mengubah sentimen pasar. Jika bahasanya mengindikasikan perubahan suku bunga di masa depan, pasar bisa bereaksi berlebihan dalam antisipasi.

Nah, dari poin-poin di atas, untuk investor/trader seperti kita, yang paling penting adalah ripple effect-nya ke asset class yang kita punya atau akan kita beli.

Saham: Biasanya, penurunan suku bunga berarti kabar baik untuk saham. Saham sering kali rally setelah berita pemotongan suku bunga, dan itu juga terjadi kali ini. Pasar saham sudah “hype” sebelum pengumuman, jadi ada peluang besar rally berlanjut—setidaknya untuk sementara.

Obligasi: Obligasi juga diuntungkan dari suku bunga yang lebih rendah karena obligasi lama dengan suku bunga lebih tinggi menjadi lebih menarik di pasar. Tapi, masih ada volatilitas, karena investor juga melihat prospek pemotongan lebih lanjut di masa depan.

Foreign Exchange Market: Perbedaan suku bunga antar negara memengaruhi nilai mata uang. Kenaikan suku bunga dapat memperkuat dolar AS, sementara penurunan suku bunga dapat melemahkannya, yang menyebabkan reaksi di pasar mata uang. Remember flash crash di awal Agustus 2024 kemarin? Itu gara-gara Bank of Japan melakukan rate hike. Ini “cuma” BOJ, belum the Fed.

Crypto (Bitcoin dan kawan-kawan): Ini yang paling menarik. Ada ekspektasi bahwa crypto akan “meledak” setelah suku bunga turun. Likuiditas akan lebih baik, dan biasanya ini mendorong harga Bitcoin. Tapi tunggu dulu! Sejarah menunjukkan bahwa crypto sering mengalami koreksi besar (lebih dari 20%) setelah penurunan suku bunga sebelum akhirnya rebound dan mencapai harga tertinggi baru ehmm.

Gimana cara investor sebaiknya memposisikan diri?

Seperti yang tadi sudah disebutkan, every time ada FOMC, market reaction is often exaggerating the initial impact. Aktivitas professional traders, institutional investors, and algo-traders menjadikan momen-momen setelah (dan bahkan sebelum) FOMC adalah momen-momen yang challenging karena maju kena mundur kena buat investor/trader kelas teri kayak kita.

Reaksi pasar pasca FOMC biasanya seperti ini:

  • Initial Overreaction: Pasar cenderung bereaksi berlebihan segera setelah pengumuman FOMC. Setelah lonjakan awal volatilitas, harga biasanya menetap ke dalam refleksi yang lebih rasional terhadap kebijakan suku bunga baru. Menunggu sampai situasi mereda memungkinkan investor untuk menilai keadaan dengan lebih objektif.
  • Analyzing the Statement: Selain hanya kenaikan atau penurunan suku bunga, pernyataan FOMC juga mencakup panduan penting tentang pandangan Fed terkait inflasi, pekerjaan, dan kebijakan suku bunga di masa depan. Menunggu sampai pasar memiliki waktu untuk mencerna informasi ini dapat menghasilkan keputusan investasi yang lebih terinformasi.

So, karena short-term volatility ini, waiting for cooldown dan wait-and-see adalah keputusan yang bijak.

Kenapa? Minimal ada 3 alasan:

  • Avoiding Noise: Dengan menunggu, Anda menghindari reaksi spontan pasar, yang mungkin tidak mencerminkan dampak ekonomi sebenarnya dari keputusan FOMC.
  • More Informed Decisions: Setelah kondisi mereda, investor dapat menganalisis pernyataan FOMC, mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut mempengaruhi tren ekonomi yang lebih luas, dan membuat pilihan investasi jangka panjang yang lebih rasional.
  • Strategic Rebalancing: Setelah pasar stabil, investor dapat menyesuaikan portofolio mereka, jika diperlukan, berdasarkan pemahaman yang lebih jelas tentang bagaimana perubahan suku bunga akan mempengaruhi berbagai kelas aset (misalnya, saham, obligasi, dan properti).

Note: Kalau kamu adalah long-term investor dan nyaman dengan strategi DCA/Dollar Cost Averaging, maka kamu bisa relatif lebih santai saat momen-momen penuh kegilaan ini wkkw.

Awas sell the news

Nah, satu hal yang sering kejadian adalah fenomenasell the news. Ini adalah saat di mana investor sudah membeli aset berdasarkan rumor (atau ekspektasi), tapi setelah berita resmi keluar, mereka langsung menjual untuk mengambil keuntungan. Jadi, meski pasar saham dan crypto rally sebelum keputusan suku bunga, ada kemungkinan besar kita akan melihat penurunan sementara.

Kenapa?

Secara umum, rate cut adalah katalis yang ditunggu-tunggu buat crypto (dan risky asset class yang lain) sejak dua tahun lalu. Ini karena 2 hal utama:

  • Rate Cuts Increase Liquidity: Ketika bank sentral memangkas suku bunga, hal ini umumnya membuat biaya pinjaman lebih murah, meningkatkan likuiditas, dan sering mendorong investor untuk beralih ke aset yang lebih berisiko (seperti saham, kripto, atau saham teknologi). Secara historis, ini dapat menguntungkan Bitcoin dan crypto lainnya, karena lebih banyak likuiditas masuk ke pasar keuangan.
  • Risk-On Environment: Pemotongan suku bunga biasanya mendorong sentimen “risk-on“, di mana investor lebih bersedia mengambil risiko untuk mencari imbal hasil yang lebih tinggi. Bitcoin, sebagai aset yang relatif spekulatif, sering mengalami kenaikan dalam lingkungan seperti ini.

But semua itu tidak bisa menjamin easy mode 2021 akan terulang kembali. Meskipun pemotongan suku bunga dapat memicu reli jangka pendek, hal ini tidak menjamin pasar bullish yang berkelanjutan. Pasar Bitcoin dan kripto dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, termasuk perkembangan regulasi, peningkatan teknologi, dan kondisi makroekonomi secara keseluruhan.

Berbicara soal BTC, secara historis pergerakan harganya yang tajam ke kedua arah setelah pemotongan suku bunga. Mungkin ada reli awal (seperti yang sekarang sedang terjadi), namun koreksi dapat mengikuti jika kondisi ekonomi yang lebih luas atau sentimen investor berubah, terutama jika pemotongan suku bunga dipandang sebagai tanda ekonomi sedang sulit secara makro.

Yup, ini memang agak berkontradiksi. Rate cut memberi katalis buat risky asset untuk naik ugal-ugalan tapi di saat yang sama mengirim sinyal kalau ekonomi butuh stimulus. Ekonomi itu mudah dan menyenangkan, bukan?

Bukan!

50bps cut, in this economy?

Pemotongan suku bunga sebesar 50bps ini tergolong langkah yang berani. Memang, the Fed sudah beberapa kali melakukan rate cut sebesar 50bps (atau lebih). But keputusan itu mereka lakukan biasanya di momen-momen economic distress. 50bps cut relatif jarang terjadi dan biasanya menandakan kekhawatiran yang signifikan tentang kondisi ekonomi. Berikut beberapa diantaranya:

1. Dot-Com Bubble di awal 2000an

  • Pada tahun 2001, setelah pecahnya dot-com bubble dan serangan 9/11, The Fed memangkas suku bunga beberapa kali lebih dari 50 bps. Tujuannya adalah untuk mencegah ekonomi terperosok ke dalam resesi yang lebih dalam.
  • Market Reaction: Aset-aset berisiko seperti saham teknologi sudah mengalami penurunan signifikan pada saat ini. Meskipun ada pemotongan suku bunga, pasar tetap menghadapi ketidakpastian selama beberapa bulan. Namun, pada pertengahan 2002 dan terutama pada tahun 2003, aset berisiko seperti ekuitas pulih karena dampak suku bunga rendah dan pelonggaran moneter mulai mengalir ke ekonomi.

2. Global Financial Crisis 2008

  • Pada Oktober 2008, The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps. Diikuti dengan serangkaian pemotongan signifikan lainnya sepanjang tahun itu. Akhirnya, suku bunga federal funds turun mendekati nol.
  • Market Reaction: Pada awalnya, pemotongan agresif ini tidak banyak mencegah pasar saham untuk terus jatuh. Aset-aset berisiko, termasuk ekuitas, turun tajam karena ekonomi yang lebih luas berada dalam kekacauan. Namun, ketika likuiditas mulai menstabilkan sistem keuangan, injeksi dana besar-besaran akhirnya membantu memicu pemulihan. Pada 2009, aset berisiko, termasuk saham dan beberapa komoditas, mulai rally.
  • Crypto Market: Bitcoin baru tercipta pada tahun 2009, jadi tidak ada dampak langsung terhadap crypto selama periode ini, tetapi ini menjadi fondasi bagi kenaikan Bitcoin sebagai alternatif store of value.

3. Pandemic Covid-19 2020

  • Pada Maret 2020, ketika ekonomi global mulai merasakan dampak parah dari pandemi COVID-19, The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps pada 3 Maret, diikuti dengan pemotongan 100 bps pada 15 Maret, membawa suku bunga mendekati nol.
  • Market Reaction: Pada awalnya, pemotongan ini tidak cukup untuk menghentikan aksi jual tajam pada aset berisiko. Bitcoin, bersama dengan saham, mengalami penurunan signifikan pada Maret 2020. Namun, pemotongan suku bunga ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas yang mencakup stimulus fiskal besar-besaran dan pelonggaran kuantitatif, yang akhirnya mendorong salah satu rally terkuat dalam aset berisiko.
  • Bitcoin’s Recovery: Setelah jatuh di bawah $4.000, Bitcoin pulih tajam dalam beberapa bulan berikutnya. Pada akhir 2020, Bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa di atas $20.000, diuntungkan oleh masuknya likuiditas dan minat baru pada aset berisiko.

Long story short:

Jadi gimana rate cut yang sekarang? Apakah udah boleh ambil pinjol dan all out “bakar duit” ke saham atau bahkan kripto?

Jawaban aman: ga tau wkkw.

Dalam banyak kasus, pemotongan suku bunga lebih dari 50 bps biasanya langsung diikuti oleh rally dalam aset berisiko. Ini karena likuiditas tambahan mulai mengalir ke market dan sentimen pasar masuk ke area “greed” (baca: risk-on).

But again, market tetap bisa mengalami pullback/koreksi karena aksi profit taking yang masif. Ya kali udah naik ugal-ugalan tapi cuma dapet screenshot, kan?


Tambahan: Kalau kamu mau tahu lebih jauh, kamu bisa nonton video di bawah ini.

Atau video ini kalau mau yang lebih akademik.

Leave a Reply

Discover more from The Boring Life

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading